Kapolres Sukoharjo Pimpin Langsung Pengamanan Aksi Unjuk Rasa Dari HMI Cabang Sukoharjo
Polres Sukoharjo – Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi, S.I.K.,M.H.,M.Si pimpin langsung pengamanan aksi unjuk rasa darI HMI Cabang Sukoharjo, Jum’at ( 22/09/2018 )
Aksi unjuk rasa dengan titik star Masjid Agung Baiturrahmah – Proliman/Simpang lima Sukoharjo – Depan DPRD Kab. Sukoharjo dengan tema ” KEMATIAN DEMOKRASI ” yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukoharjo lk.30 orang, dengan Korlap : 1.Abdurrahman, 2. Imam Wahyudin 3. Ali Khamsin
Adapun alat peraga yang digunakan orasi yang sbb : Pengeras suara sebanyak 2 buah, Bendera HMI sebanyak 10 buah, Ban bekas sepeda motor sebanyak 2 buah, Spanduk/poster yang dibawa bertuliskan antara lain :
1) Kematian demokrasi !!!
2) Rezim panik8
3) Save aktifis
4) Korupsi dolar naik kesejahteraan dan keamanan menurun.
5) Perkuat kedaulatan ekonomi.
6) Rakyat tidak butuh barang import.
7) Evaluasi kebijakan import.
8) Masihkah polisi bersama rakyat?
Adapun peserta korlap melakukan orasi sbb : orasi yang disampaikan oleh Abdurrahman (Korlap 1 / perwakilan HMI Sukoharjo ) sbb :
-Demokrasi suatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk takyat. Dan’ pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu pemeritahan, dimana masing-masing dari mereka memiliki hak dalam memperoleh kesempatan serta hak dalam bermuara yang sama dalam upaya mengatur kebijakan pemeritahan. Dalam sistem ini, keputusan diambil berdasarkan hasil suara terbanyak.
-Oleh karena itu demokrasi tidak bisa di bungkam oleh kepentingan, demokrasi memiliki pemaknaan bahwa puncak kekuasaannya adalah milik rakyat. Jadi bila pemerintah melakukan tindakan brutal terhadap masyarakat yang menyuarakan aspirasihya, maka hal ini sama saja mencederai demokrasi.
Inti orasi yang disampaikan oleh Imam Wahyudin (Korlap/perwakilan dari HMI Sukoharjo) sbb :
-Berantakannya manajemen pemerintahan sehingga nilai tukar rupiah melemah, pangan dan sandang meninggi rakyat menanggung kepahitan.
-Semua kembali pada sistem yang di bangun oleh pemerintahan, pemerintahan tidak bisa diam lalu melangkah dengan enaknya tanpa mempedulikan rakyat. Ini adalah tanggung jawab Maka dari itu jangan heran mahasiswa melakukan tugasnya sebagai agen of change, menyelamatkan demokrasi dari salaatul maut.
Inti orasi yang disampaikan oleh Ali Khamsin (Korlap Aksi/ perwakilan HMI Sukoharjo) sbb :
-Pada hari Selasa pada tanggal 18 September 2018 menjadi saksi pembungkaman aspirasi mahasiswa. Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu pada Selasa 18 September 2018 di Sepang Gedung DPRD, Bengkulu.
-Aparat kepolisian telah mencederai kawan kami selaku penyuara hak kebebasan dalam berdemonstrasi, kami menuntut: Stop Kriminalisasi Aktivis , Menuntut Institusi kepolisian bersikap Independen Nir kepentingan politik , Hentikan Politisasi Pers , Menuntut pemerintahan menegakkan kedaulatan ekonomi dan demokrasi.
Inti tanggapan yang disampaikan oleh Nurjayanto, SP (Ketua DPRD Sukoharjo) sbb : Dari yang disampaikan oleh Adik-adik HMI Cab. Sukoharjo dari kewenangan kami selaku pelaksana tingkat daerah khususnya kabupaten sukoharjo dan karena skalanya adalah nasional. Kami dari sebagian kecil Pemerintah akan merembug sesuai dengan skala kewenangan kami.
Inti tanggapan AKBP Iwan Saktiadi, S.Ik, M.H., M.Si (Kapolres Sukoharjo) sbb :
Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada para peserta aksi yang melaksankan aksi unjuk rasa hari dengan tertib. Pada dasarnya kami srbagai aparat kewilayahan akan memberikan ijin bahkan memfasilitasi kepada masyarakat selama kegiatan yang dilaksankan tidak melanggar hukum.
Sebelum mengakhiri aksi , peserta aksi menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Selama kegiatan berlangsung aman dan kondusif.