Kapolres : Dua Kerawanan Jadi Perhatian Polres Sukoharjo Selama Penyelenggaraan Pilkada

Sukoharjo – Polres Sukoharjo mewaspadai dua kerawanan dalam penyelenggaraan Pilkada nanti. Dua hal tersebut diwaspadai karena bisa membawa dampak yang bagi penyelenggaraan Pilkada. Adapun dua hal tersebut yakni maraknya berita hoax atau berita bohong serta politik identitas yang berujung pada intoleransi.

“Dalam tahapan pilkada ini akan muncul berbagai kerawanan seperti menyebarnya berita bohong atau hoax dan meningkatnya politik identitas disamping kerawanan-kerawanan ainnya,” jelas Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas saat Gelar Pasukan Pengamanan Pilkada di Alun-Alun Satya Negara, Kamis (3/9/2020).

Dikatakan Kapolres, berita-berita hoax atau berita bohong yang disampaikan terutama melalui media sosial tentunya memiliki tujuan politis yaitu dipakai sebagai alat untuk menyingkirkan lawan politik sehingga menyebabkan demokrasi menjadi tidak sehat dan merusak persaudaran. Untuk itu, nantinya tim siber Polres akan memantau keberadaan media sosial, utamanya terkait Pilkada.

Selain hoax, ujar Kapolres, semakin menguatnya politik identitas menggunakan isu-isu sara, telah menjadi salah satu strategi bagi pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab dalam memenangkan kontestasi pemilihan. Hal itu menyebabkan disintegrasi dan hilangnya rasionalitas dalam menentukan pilihannya.

“Penyebaran berita hoax dan menguatnya politik identitas dalam ajang pemelihan merupakan bentuk lain dari teror kepada masyarakat karena mempengaruhi kondisi psikologis masyarakat sehingga kepada para pelakunya harus diambil langkah hukum yang tegas,” tandas Kapolres.

Kapolres juga mengatakan, pemilihan bupati dan wakil bupati merupakan kesempatan berharga bagi masyarakat Sukoharjo untuk memilih calon pemimpin yang akan memperjuangkan aspirasi rakyat dan sekaligus mewujudkan cita-cita Kabupaten Sukoharjo. Melihat konteks pelaksanaan pemilihan ini, sedapat mungkin opini kita semua diarahkan bahwa ajang ini bukanlah untuk membenturkan satu pihak dengan pihak yang lain atau ajang konflik antara kubu yang satu dengan kubu yang lain.

“Pemilihan ini untuk memilih pemimpin dan bukan mengadu pemimpin, momen ini harus menjadi ajang unjuk kompetensi, program dan kapabilitas untuk mendapatkan kepercayaan rakyat yang akan memilihnya
menjadi bupati/wabup Kabupaten Sukoharjo,” pesannya.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga mengakui jika penyelenggaraan Pilkada masih terdapat ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dimungkinkan akan menghambat kelancaran penyelenggaraannya. Bahkan, Bawaslu dan Polri telah mengeluarkan indeks kerawanan, yang merupakan pemetaan terhadap kerawanan-kerawanan yang diprediksi akan timbul dalam penyelenggaraan pemilihan. Pemetaan kerawanan ini meliputi sisi penyelenggaraan dan sisi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.