Personel Polres Sukoharjo Dibekali Bahasa Isyarat untuk Permudah Layanan Masyarakat Disabilitas
SUKOHARJO – Polres Sukoharjo terus mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik, salah satunya dengan membekali personel kemampuan berbahasa isyarat. Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan Forum Belajar Bersama (FBB) bertema “Bahasa Isyarat bagi Petugas Pelayanan” yang digelar bersamaan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional, Rabu (3/12). Kegiatan ini diikuti sekitar 50 personel lintas fungsi dan polsek jajaran.
Pelatihan menghadirkan narasumber dari Yayasan GERKATIN (Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia), yakni Cahyo Setiyono, S.Kom., seorang penyandang tuli yang menjadi guru bahasa isyarat, serta Faqih Annisa, M.Pd., sebagai penerjemah. Kehadiran keduanya menunjukkan komitmen Polres Sukoharjo untuk memberikan pelatihan yang kredibel dan langsung bersumber dari komunitas terkait.
Kabag SDM Polres Sukoharjo, KOMPOL Tiswanti, SH., MH., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kemampuan bahasa isyarat sebagai bagian dari peningkatan kompetensi aparat kepolisian dalam pelayanan publik yang inklusif. Ia menyampaikan bahwa kemampuan ini bukan sekadar keterampilan tambahan, tetapi kebutuhan nyata di lapangan.
“Ketika kita bertugas di lapangan dan bertemu masyarakat penyandang tuli atau tuna wicara, kita tidak perlu panik mencari penerjemah. Dengan kemampuan dasar bahasa isyarat, personel bisa memberikan pelayanan cepat dan tepat,” ungkapnya. Ia mendorong seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan serius mengingat tidak banyak orang memiliki kesempatan mempelajari bahasa isyarat.
Tiswanti juga menegaskan bahwa Polri kini dituntut serba bisa, termasuk dalam memberikan pelayanan setara kepada kelompok difabel. Pelatihan yang pernah diberikan sebelumnya kepada Polwan, katanya, mudah terlupakan jika tidak dilatih secara rutin. Karena itu, FBB kali ini diharapkan menjadi ajang penyegaran sekaligus penguatan.
Kasat Lantas Polres Sukoharjo, AKP Doohan Octa Prasetya, S.Trk., S.IK., turut menyoroti urgensi pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan bahasa isyarat sempat direncanakan sebelum Operasi Zebra namun tertunda karena keterbatasan waktu. Meski demikian, pelaksanaannya pada momentum Hari Disabilitas Internasional justru semakin mempertegas kepedulian Polres Sukoharjo dalam menghadirkan pelayanan yang inklusif.
“Kami ingin personel, khususnya yang bertugas dalam pelayanan dan lalu lintas, mampu berkomunikasi langsung dengan penyandang tuli. Keahlian ini harus terus dilatih dan dikembangkan agar semakin baik,” ujarnya. Ia memastikan pelatihan lanjutan akan kembali dijadwalkan beberapa bulan mendatang.
Pada sesi materi, Guru Cahyo mengajak peserta mempraktikkan dasar-dasar Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia), mulai dari alphabet, perkenalan diri, hingga kosakata khusus kepolisian seperti istilah korban, berbagai jenis tersangka, tindakan kepolisian, serta kosakata transportasi. Penyampaian berlangsung interaktif dengan penerjemahan langsung oleh Faqih Annisa.
Melalui pelatihan ini, Polres Sukoharjo menunjukkan komitmen untuk menghadirkan pelayanan publik yang inklusif, responsif, dan humanis. Peningkatan kompetensi personel, khususnya dalam menghadapi warga difabel, menjadi bagian dari upaya Polri memastikan semua masyarakat memperoleh akses layanan yang setara dan bermartabat.
